Ekonom Faisal Basri menilai kondisi perekonomian Indonesia yang membaik dalam setahun terakhir tidak dimanfaatkan dengan baik oleh menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II. "Gerak menteri yang bertanggung jawab di sektor-sektor ekonomi justru tidak kelihatan," kata Faisal dalam diskusi di Warung Daun, Jakarta, Sabtu, 16 Oktober 2010. Menurut dia, membaiknya perekonomian tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya kunjungan wisatawan asing selama semester I-2010. Selain itu, ekspor naik dibanding tahun sebelumnya.
Belum lagi, bertambahnya dana asing yang masuk melalui surat utang negara (SUN) berjangka waktu lima tahun, serta kembalinya investor pertambangan dari Kanada dan Amerika Serikat. "Indeks bursa juga menyentuh level 3.600. Kenaikan indeks adalah yang tertinggi di dunia," ujar Faisal.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Paramadina, Burhanuddin Muhtadi, mengatakan Presiden Yudhoyono seperti kehilangan kewenangannya sebagai presiden dalam setahun pertama menjabat.
"Terlalu banyak representasi politik yang justru membuat dirinya kelihatan tidak percaya diri," kata Burhanuddin.
Data Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa tingkat kepuasaan masyarakat terhadap kinerja SBY setahun terakhir turun menjadi 65 persen dibanding bulan pertama menjabat sebesar 85 persen. "Ini artinya dukungan masyarakat hanya pada bulan madu, yang masih ada dukungan paska pemilu," kata dia.
Adapun dari 34 menteri di Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, menurut dia, 19 orang berasal dari partai politik. Sedangkan 15 menteri yang nonpolitis, justru miss match. "Presiden belum menempatkan orang yang tepat pada posisinya," kata Burhanuddin. Akibatnya rakyat sulit berharap banyak terhadap kinerja pemerintahan.
0 comments:
Posting Komentar