16 September 2010

0 KBRS Siapkan Tiga Pasang Bakal Calon Bupati Sragen

Koalisi Bersama Rakyat Sragen (KBRS) mengisyaratkan memunculkan tiga pasangan calon bupati/wakil bupati (Wabup) untuk menentukan pasangan mana yang bakal diusung KBRS pada Pilkada Sragen 2011. Selain muncul nama Agus Fatchurrahman-Daryanto (ADA) dari Partai Golkar, dua pasangan calon juga bakal muncul dari Partai Demokrat (PD) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Penegasan tersebut disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PD Sragen, Joko Saptono saat ditemui, Rabu (15/9), di sela-sela kegiatan halalbihalal di Gedung Dewan.

Joko Saptono yang merupakan anggota Presidium KBRS membantah tudingan sejumlah pihak yang menilai KBRS retak dengan munculnya pasangan ADA. Dia menegaskan, KBRS masih solid dengan komitmen awal yang dibangun semula.

“Nanti akan muncul tiga calon dari KBRS. Selain ADA, akan muncul dua pasangan calon lagi, dari PD dan PKB. Perkara siapa yang bakal diusulkan dua partai ini, ya tunggu saja. Kami masih melakukan kajian, bisa saja Suparlan dengan Wiyono atau Ali Badarudin dengan siapa nanti. Nantinya dari ketiga pasangan yang muncul itu baru dikaji dan diuji, mana yang sekiranya kuat untuk diusung KBRS, maka satu pasangan itulah yang bakal didukung,” tegas Joko.

Wakil Sekretaris DPD Partai Golkar Sragen, Bambang Wijdo Purwanto menambahkan, sejumlah partai di internal KBRS memiliki komitmen yang kuat, bukan semata-mata untuk ambisi kekuasaan sesaat dengan dalih materi dan sebagainya. Tetapi komitmen dan kontrak politik yang dibangun, kata dia, semata-mata hanya untuk kemajuan Sragen. “Kami optimistis kalau bicara soal materi, kami cukup sampai target KBRS tercapai atau target Partai Golkar sendiri tercapai,” tandasnya.

Sementara Sekretaris DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Sragen, Mahmudi Tohpati menganalisa gejala politik yang muncul di Sragen. Menurut dia, Pilkada telah memunculkan berbagai fenomena patologis. Ironisnya, gejala ini dipandang normal oleh kalangan politikus, padahal gejala patologis ini tidak bisa membedakan antara promosi dan degradasi politik.

“Ada kepala daerah yang mendorong anaknya menjadi peserta Pilkada untuk menggantikan jabatannya. Selain itu ada kepala daerah yang sudah menjabat dua kali rela turun pangkat sebagai wakil bupati asalkan tetap menjadi penguasa. Dengan munculnya ADA diharapkan akan menjadi penyeimbang demokrasi dan bisa memberi terapi penyakit patologis politik,” pungkasnya.

8VMATTWCRNT4
Related search :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sragen Cyber Online Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates