Sejumlah kalangan mengutuk insiden teror yang dilakukan oleh sekelompok orang tak dikenal di kediaman Wakil Bupati Sragen yang juga cabup pasangan ADA, Agus Fatchurrahman Kamis (24/2) pagi. Aparat kepolisian dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun menjadi pihak yang dianggap paling bertanggung jawab lantaran dianggap tidak mampu menjalankan peran pengamanan terhadap kandidat bupati dan wakil bupati.
“Ini membuktikan kalau intelijen kepolisian lemah. Sebab memasang petugas polisi untuk mengawal kandidat tapi membiarkan ada orang asing yang masuk ke rumah kandidat dan melakukan aksi premanisme,” papar Wakil Ketua Komisi I DPRD Mahmudi Tohpati kepada wartawan Jumat (25/2).
Tidak hanya Polres, KPU juga dinilai turut andil terhadap pertanggungjawaban atas insiden itu. Sebab, insiden teror terjadi setelah momen Ikrar Pilkada Damai yang diprakarsai dan diselenggarakan oleh KPU.
“Untuk apa kami anggarkan dana pengamanan Pilkada, kalau faktanya aparat kepolisian justru tutup mata dan tidak bisa mengamankan situasi. Maka dari itu harus diusut tuntas agar masyarakat bisa menyuarakan hak pilihnya secara tenang,” tegas Mahmudi.
“Ini membuktikan kalau intelijen kepolisian lemah. Sebab memasang petugas polisi untuk mengawal kandidat tapi membiarkan ada orang asing yang masuk ke rumah kandidat dan melakukan aksi premanisme,” papar Wakil Ketua Komisi I DPRD Mahmudi Tohpati kepada wartawan Jumat (25/2).
Tidak hanya Polres, KPU juga dinilai turut andil terhadap pertanggungjawaban atas insiden itu. Sebab, insiden teror terjadi setelah momen Ikrar Pilkada Damai yang diprakarsai dan diselenggarakan oleh KPU.
“Untuk apa kami anggarkan dana pengamanan Pilkada, kalau faktanya aparat kepolisian justru tutup mata dan tidak bisa mengamankan situasi. Maka dari itu harus diusut tuntas agar masyarakat bisa menyuarakan hak pilihnya secara tenang,” tegas Mahmudi.
Senada, Ketua Tim Sukses pasangan ADA Bambang Widjo menyayangkan peran pengawalan aparat terhadap kandidat yang menurutnya tidak optimal. Kendati demikian, ia memastikan bahwa insiden dan teror yang terjadi selama ini tidak berpengaruh terhadap soliditas kader dan sukarelawan.
Dikonfirmasi Kapolres Sragen AKBP IB Putra Narendra mengaku belum menerima laporan terkait insiden teror di kediaman Wabup. Kendati begitu, insiden itu akan dijadikan pembelajaran untuk memperkuat pengamanan dan pengawalan terhadap kandidat maupun pada tahapan Pilkada yang saat ini tengah berlangsung.
Sementara, Ketua KPU Sragen Agus Riewanto mengatakan Ikrar Pilkada Damai hanya sebuah ikhtiar dari masing-masing calon dan KPU hanya memfasilitasi. Sehingga jika ada pelanggaran-pelanggaran di lapangan hal itu bukan lagi wewenang KPU melainkan sudah ranah antarcalon.
Source : harianjoglosemar
0 comments:
Posting Komentar