Antara Jokowi, Kiat Esemka dan Mobil Nasional. Sosok Walikota Solo Joko Widodo, yang biasa dipanggil Jokowi, selalu menjadi perhatian publik dan media. Ia menolak mengganti mobil dinas lamanya dengan Toyota Camry. Jokowi memilih mobil baru bukan dari pabrikan ternama di dunia, seperti Mercedes-Benz, BMW, Toyota, maupun yang lain. Ia menggunakan mobil rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta yang diberi nama Kiat Esemka.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengaku sangat bangga dengan langkah Jokowi ini. "Kami sangat berterima kasih kepada masyarakat yang sangat mengapresiasi produk-produk anak SMK," kata M Nuh di Jakarta, Selasa 3 Februari 2011.
Lalu bagaimana kehebatan mobil jenis Sport Utility Vehicle (SUV) ini? Dari segi eksterior, mobil ini terlihat garang dan elegan. Itu berkat adanya sentuhan model head lamp yang bergaya futuristik. Kesan sporty juga terlihat pada bagian grill dan fog lamp di bagian bumper.
Beralih ke desain interior, mobil yang memiliki kapasitas tujuh penumpang ini sudah dilengkapi dengan power window, AC dual zone, power steering, central lock, sistem audio dengan CD, dan tak ketinggalan sensor parkir.
Di balik kap mobil terbenam mesin bensin 1.500 cc, dengan empat silinder plus sistem bahan bakar injeksi. Mesin yang diadopsi dari mobil Timor ini, diklaim dapat menyemburkan 105 tenaga kuda pada putaran mesin 5.500 rpm.
"Mobil ini komposisi bahan baku lokalnya mencapai 80 persen. Harganya jika diproduksi massal sekitar Rp95 juta," kata Jokowi kepada VIVAnews.com di Solo, Selasa.
Bagi Jokowi, menggunakan mobil dinas lokal merupakan suatu kebanggaan sebagai warga Indonesia. "Ini menunjukkan bahwa Indonesia bisa memproduksi mobil yang bagus," ungkapnya.
Mobil tersebut dibuat oleh siswa SMK bekerjasama dengan bengkel mobil Kiat Motor, Klaten.
Kembangkitan Mobnas?
Berbagai komentar muncul setelah aksi nyentrik orang nomor satu di Solo ini. Sejumlah kalangan menilai, langkah Jokowi ini sebagai pemicu kebangkitan mobil nasional (mobnas).
Menteri UKM, Syarif Hasan, bahkan mendukung agar mobil ini bisa diproduksi massal, sehingga Indonesia memiliki mobil nasional. "Saya tahu kemampuan assembling mereka bagus," ujarnya.
Kembangkitan Mobnas?
Berbagai komentar muncul setelah aksi nyentrik orang nomor satu di Solo ini. Sejumlah kalangan menilai, langkah Jokowi ini sebagai pemicu kebangkitan mobil nasional (mobnas).
Menteri UKM, Syarif Hasan, bahkan mendukung agar mobil ini bisa diproduksi massal, sehingga Indonesia memiliki mobil nasional. "Saya tahu kemampuan assembling mereka bagus," ujarnya.
Selain harga lebih murah, bila telah diproduksi massal suku cadang dan jaringan perawatan juga terjamin.
Sementara itu, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, yang menaungi izin produksi juga mendukung Esemka jadi produk massal. Namun Hidayat mengingatkan, supaya bisa diproduksi massal, kendaraan harus melewati tahap pengujian dan standarisasi dari pemerintah. "Butuh persiapan panjang," kata M.S Hidayat kepada VIVAnews.com di Istana Negara, Selasa.
Tak cuma itu, Hidayat mengatakan, perusahaan pembuat mobil juga harus menyediakan jaringan layanan purnajual, termasuk bengkel dan suku cadang.
Untuk tahap awal, Hidayat akan mengutus salah satu Direktur Jenderal agar mengunjungi SMK 2 dan SMK Warga untuk mempelajari spesifikasi mobil yang kini menjadi mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo ini.
Sejatinya Esemka bukanlah mobil pertama yang berhasil diciptakan oleh generasi muda Indonesia. Mobil-mobil karya anak bangsa lainnya juga lebih dulu hadir, seperti Komodo, Tawon, Gea, Marlip, Maleo, Wakaba, Timor, Esemka Digdaya.
Tapi sayangnya, mobil-mobil karya anak bangsa ini tidak mendapatkan perhatian lebih. Mereka bahkan tidak dapat tempat khusus dalam ajang pameran otomotif terbesar di tanah air, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 lalu. Mereka hanya menempati stand kecil di pojokan.
Berikut sederet mobil karya anak negeri:
Komodo
Mobil ini merupakan kreasi PT Fin Komodo Indonesia yang berpusat di Cimahi Jawa Barat. Mobil offroad jenis Cruiser ini dirancang oleh salah satu desainer pesawat CN-250 Gatotkaca, Ibnu Susilo.
Komodo diklaim mampu melintasi hutan sejauh 100 km dalam waktu 6-7 jam, dan tingkat konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter. Mobil dua penumpang ini, juga dapat digunakan untuk mengangkut beban atau barang bawaan seberat 250 Kg, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility. Komodo punya fitur self-recovery yang membuatnya tidak bisa terguling.
Tawon
Mobil Tawon diproduksi PT Super Gasindo Jaya. Tawon merupakan calon mobil nasional yang paling siap diproduksi. Tawon telah mengadopsi sistem suspensi depan ferguson dan suspensi belakang per pegas daun. Sedangkan sistem pembakarannya masih menggunakan karburator.
Dengan mesin 650 cc, Tawon mampu melaju dengan kecepatan maksimal 90 km/jam dengan putaran torsi maksimal 5.300 rpm. Konsumsi bahan bakar boleh dibilang irit. Saat dilakukan uji coba, tercatat 1 liter bensin mampu menempuh jarak 25 Km.
Gea
Gea merupakan mobil hasil riset PT Industri Kereta Api (INKA) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional). Mobil mungil ini dibekali mesin berkapastias 650 cc, dan dapat dipacu sampai dengan kecepatan 90 km/jam. Mobil ini sudah sampai tahap uji coba produksi.
Mobil jenis city car ini diklaim memiliki beberapa keunggulan dari segi fitur dan desain. Dan digadang-gadang mampu bersaing dengan mobil China, Chery QQ.
Marlip
Marlip adalah mobil listrik yang cocok digunakan untuk mobil golf dan mobil keamanan. Mobil ini merupakan hasil pengembangan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan dipasarkan PT Marlip Indo Mandiri. Marlip juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120 km.
Maleo
Maleo merupakan calon mobil nasional yang dikembangkan pada tahun 1993, oleh IPTN yang bekerjasama dengan Rover Inggris dan Millard Design Australia. Tapi sayangnya, akibat krisis moneter 1997, proyek ini terhenti.
Wakaba
Mobil Wakaba (Wahana Karya Anak Bangsa) adalah buatan komunitas otomotif dan Disperindag Jawa Barat. Kendaraan ini dirancang untuk berbagai jenis, yakni mobil pengolah lahan, mobil angkut hasil pertanian, mobil pengolahan hasil pertanian, mobil angkutan umum pedesaan, mobil perkebunan serta mobil penjualan.
Timor
Mungkin ini mobil nasional yang terbilang cukup sukses pada 1990-an. Timor (Teknologi Industri Mobil Rakyat), sejatinya adalah mobil KIA Sephia dengan ide mengimpor mobil namun dengan komponen lokal. Bersamaan dengan Timor, hadir juga Bimantara dengan produknya Bimantara Cakra.
Esemka Digdaya
Esemka Digdaya adalah proyek mobil nasional yang dikerjakan oleh siswa SMK 1 Singosari Malang. Mobil double kabin ini menggunakan kerangka Isuzu Panther dengan suspensi dari Mitsubishi L300.
Sedangkan dapur pacunya, mobil ini mengadalkan mesin injeksi eks Timor berkapasitas 1.500 cc. Pembuatan mobil prototipe ini menghabiskan biaya sekitar Rp100-175 juta.
Sementara itu, Menteri Perindustrian, MS Hidayat, yang menaungi izin produksi juga mendukung Esemka jadi produk massal. Namun Hidayat mengingatkan, supaya bisa diproduksi massal, kendaraan harus melewati tahap pengujian dan standarisasi dari pemerintah. "Butuh persiapan panjang," kata M.S Hidayat kepada VIVAnews.com di Istana Negara, Selasa.
Tak cuma itu, Hidayat mengatakan, perusahaan pembuat mobil juga harus menyediakan jaringan layanan purnajual, termasuk bengkel dan suku cadang.
Untuk tahap awal, Hidayat akan mengutus salah satu Direktur Jenderal agar mengunjungi SMK 2 dan SMK Warga untuk mempelajari spesifikasi mobil yang kini menjadi mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo ini.
Sejatinya Esemka bukanlah mobil pertama yang berhasil diciptakan oleh generasi muda Indonesia. Mobil-mobil karya anak bangsa lainnya juga lebih dulu hadir, seperti Komodo, Tawon, Gea, Marlip, Maleo, Wakaba, Timor, Esemka Digdaya.
Tapi sayangnya, mobil-mobil karya anak bangsa ini tidak mendapatkan perhatian lebih. Mereka bahkan tidak dapat tempat khusus dalam ajang pameran otomotif terbesar di tanah air, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2011 lalu. Mereka hanya menempati stand kecil di pojokan.
Berikut sederet mobil karya anak negeri:
Komodo
Mobil ini merupakan kreasi PT Fin Komodo Indonesia yang berpusat di Cimahi Jawa Barat. Mobil offroad jenis Cruiser ini dirancang oleh salah satu desainer pesawat CN-250 Gatotkaca, Ibnu Susilo.
Komodo diklaim mampu melintasi hutan sejauh 100 km dalam waktu 6-7 jam, dan tingkat konsumsi bahan bakar kurang lebih hanya 5 liter. Mobil dua penumpang ini, juga dapat digunakan untuk mengangkut beban atau barang bawaan seberat 250 Kg, sehingga dapat juga berfungsi sebagai kendaraan utility. Komodo punya fitur self-recovery yang membuatnya tidak bisa terguling.
Tawon
Mobil Tawon diproduksi PT Super Gasindo Jaya. Tawon merupakan calon mobil nasional yang paling siap diproduksi. Tawon telah mengadopsi sistem suspensi depan ferguson dan suspensi belakang per pegas daun. Sedangkan sistem pembakarannya masih menggunakan karburator.
Dengan mesin 650 cc, Tawon mampu melaju dengan kecepatan maksimal 90 km/jam dengan putaran torsi maksimal 5.300 rpm. Konsumsi bahan bakar boleh dibilang irit. Saat dilakukan uji coba, tercatat 1 liter bensin mampu menempuh jarak 25 Km.
Gea
Gea merupakan mobil hasil riset PT Industri Kereta Api (INKA) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis Nasional). Mobil mungil ini dibekali mesin berkapastias 650 cc, dan dapat dipacu sampai dengan kecepatan 90 km/jam. Mobil ini sudah sampai tahap uji coba produksi.
Mobil jenis city car ini diklaim memiliki beberapa keunggulan dari segi fitur dan desain. Dan digadang-gadang mampu bersaing dengan mobil China, Chery QQ.
Marlip
Marlip adalah mobil listrik yang cocok digunakan untuk mobil golf dan mobil keamanan. Mobil ini merupakan hasil pengembangan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan dipasarkan PT Marlip Indo Mandiri. Marlip juga punya varian mobil empat penumpang dengan kecepatan mencapai 50 km/jam dengan jarak tempuh maksimal 120 km.
Maleo
Maleo merupakan calon mobil nasional yang dikembangkan pada tahun 1993, oleh IPTN yang bekerjasama dengan Rover Inggris dan Millard Design Australia. Tapi sayangnya, akibat krisis moneter 1997, proyek ini terhenti.
Wakaba
Mobil Wakaba (Wahana Karya Anak Bangsa) adalah buatan komunitas otomotif dan Disperindag Jawa Barat. Kendaraan ini dirancang untuk berbagai jenis, yakni mobil pengolah lahan, mobil angkut hasil pertanian, mobil pengolahan hasil pertanian, mobil angkutan umum pedesaan, mobil perkebunan serta mobil penjualan.
Timor
Mungkin ini mobil nasional yang terbilang cukup sukses pada 1990-an. Timor (Teknologi Industri Mobil Rakyat), sejatinya adalah mobil KIA Sephia dengan ide mengimpor mobil namun dengan komponen lokal. Bersamaan dengan Timor, hadir juga Bimantara dengan produknya Bimantara Cakra.
Esemka Digdaya
Esemka Digdaya adalah proyek mobil nasional yang dikerjakan oleh siswa SMK 1 Singosari Malang. Mobil double kabin ini menggunakan kerangka Isuzu Panther dengan suspensi dari Mitsubishi L300.
Sedangkan dapur pacunya, mobil ini mengadalkan mesin injeksi eks Timor berkapasitas 1.500 cc. Pembuatan mobil prototipe ini menghabiskan biaya sekitar Rp100-175 juta.
Laporan: Fajar Sodiq | Solo
• VIVAnews