Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, Jawa Tengah, menyiapkan enam jalur alternatif selama Ramadhan untuk kebutuhan arus mudik dan balik Lebaran 2010. "Enam jalur alternatif yang disiapkan tersebut di antaranya jalur alternatif Masaran-Gemolong-Karanggede Salatiga, Masaran-Gemolong-Purwodadi, dan Sidoharjo-Gemolong-Karanggede Salatiga," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pemkab Sragen, Marija, di Sragen. Tiga jalur alternatif lainnya, katanya, jalur Sidoharjo - Sumberlawang - Purwodadi, Paldapalang - Tangen - Purwodadi, dan Sragen - Batu Jamus - Karangpandan - Karanganyar. Tahap persiapan atas enam jalur alternatif tersebut, kata dia, dilakukan dengan perbaikan bagian jalan yang rusak seperti jalan berlubang dan bergelombang.
"Untuk perbaikan jalan tersebut, DPU Sragen bekerja sama dengan Bina Marga Sragen. Dengan adanya langkah tersebut diharapkan dapat memperlancar arus lalu lintas di Sragen selama Lebaran," kata Marija.
Kepala Seksi Jalan Bina Marga Wilayah Sragen, Kardjito, mengatakan, perbaikan jalan di jalur alternatif tersebut lebih banyak dilakukan dalam bentuk pengerukan jalan yang ambles.
"Lima di antara enam jalur alternatif yang disiapkan merupakan jalur yang berada di daerah dengan karakter tanah labil dan sering terjadi longsor," kata dia. Dia mengatakan, perbaikan jalan-jalan yang ada di Sragen, khususnya enam jalur alternatif tersebut selesai dilakukan paling lambat tujuh hari sebelum Lebaran 2010.
"Memasuki pekan terakhir menjelang Lebaran, kami akan mengupayakan jalan-jalan yang dilintasi pemudik sudah bersih dari bahan material jalan sehingga tidak mengganggu kenyamanan mereka," kata dia. Ia mengimbau kepada para pemudik yang melintasi jalur alternatif melalui Kecamatan Gemolong untuk mewaspadai penyempitan jalan di sejumlah titik.
Pada kesempatan lain, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Pemkab Sragen, Tasripin, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah rambu lalu lintas portabel untuk kebutuhan di enam jalur alternatif Sragen. "Rambu lalu lintas portabel tersebut disiapkan sebagai antisipasi terhadap kemungkinan bencana alam yang berpotensi terjadi di sejumlah kawasan di enam jalur alternatif tersebut," kata dia.
Tasripin mengatakan, jalur-jalur alternatif tersebut merupakan daerah rawan tanah longsor dan banjir.
sumber : antarajateng
0 comments:
Posting Komentar