Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menghentikan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia pascamunculnya konflik perbatasan antara Indonesia-Malaysia belakangan. Padahal animo masyarakat menjadi TKI ke Malaysia mencapai di atas 100 orang. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sragen, Arief Zaenal saat ditemui Espos, di kantornya, Jumat (17/9), mengungkapkan, penghentian pengiriman TKI ke Malaysia ini bertujuan untuk menjaga keselamatan TKI masing-masing, mengingat masih ada konflik antara Indonesia-Malaysia.
Menurut dia, sebanyak 12 pengarah dan penyalur TKI swasta (PPTKIS) yang menyalurkan TKI ke Malaysia pun juga cooling down semua.
“Kalau dilihat animo masyarakat, jumlah TKI ke Malaysia mencapai di atas 100 orang. Banyak TKI yang habis masa kontraknya usai di Malaysia tidak diperpanjang lagi. Namun bagi TKI yang masih di Malaysia pun juga baik-baik saja. Namun untuk pengiriman TKI ke sejumlah negara lain masih berjalan terus,” tukas Arief.
Lebih lanjut dia menguraikan, selain Malaysia ada sejumlah negara tujuan TKI lain, seperti Taiwan, Arab Saudi, Dubai, Korea dan Jepang. Jumlah TKI asal Sragen, terangnya, masih di bawah 5.000 orang. Terakhir akan ada pengiriman TKI ke Korea sebanyak 5.000 orang untuk sekala nasional. Pendaftaran TKI ke Korea itu dibuka mulai Oktober mendatang di UNS Solo.
Menurut dia, saat mudik Lebaran lalu, sambung dia, juga banyak TKI yang izin cuti untuk kembali ke kampung halaman. Namun juga banyak TKI yang selesai masa kontraknya dan menetap dan mencari pekerjaan di dalam negeri. “Khusus untuk TKI yang kembali ke tempat kerjanya di luar negeri, kami memberikan rekomendasi untuk mendapatkan dokumen bebas fiskal. Jika mengurus dokumen itu bisa menghabiskan biaya sampai Rp 2 juta,” tambahnya.
Related search :