Memasuki bulan kedua tahun 2011, tren kejahatan seksual di Kabupaten Sragen menunjukkan kenaikan cukup mencengangkan. Hingga pekan ketiga bulan Februari ini, angka kasus kekerasan seksual melonjak 10 kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Data yang terekam di pusat rehabilitasi Aliansi Peduli Perempuan Sukowati (APPS) sepanjang Januari lalu, sudah ada 11 kasus kekerasan dan kejahatan seksual yang terjadi di sejumlah wilayah di Sragen. Angka ini naik 10 kali lipat dibanding tahun 2010 yang hanya satu kasus saja.
“Ada kenaikan yang signifikan. Dulu satu bulan awal hanya satu kasus sekarang sudah 11 kasus,” papar Koordinator APPS Sugiyarsi kepada Joglosemar akhir pekan lalu. Ironisnya, mayoritas korban kejahatan seksual yang terjadi umumnya masih tergolong anak di bawah umur sehingga banyak yang mengalami tekanan psikologis yang berat.
Bahkan, beberapa di antaranya hingga kini harus mendapatkan penguatan moril. Ditinjau dari sudut pelaku, kasus perkosaan yang terjadi umumnya masih didominasi oleh kerabat dekat dan orang-orang yang pernah kenal dengan korban. Sedang dari motif, pengaruh tontonan porno dan minuman keras masih menempati urutan teratas faktor pemicu terjadinya tindak kejahatan seksual. “Ada yang pelakunya teman dekat, pacar, tetangga bahkan ayah kandung,” terangnya.
Terpisah, Wakil Ketua LSM Formas Sri Wahono menilai selain pergaulan bebas, miras dan tayangan porno, maraknya tempat hiburan dan karaoke juga salah satu faktor pendorong maraknya kasus kejahatan seksual di Sragen. Pasalnya, berdasarkan pengamatannya tempat karaoke yang ada di Sragen ternyata banyak berubah fungsi menjadi ajang pesta miras dan bisnis esek-esek terselubung.
Source ; harianjoglosemar
0 comments:
Posting Komentar