Belasan pemuda dari Forum Komunikasi Organisasi Kepemudaan Sragen (Forkos) menggelar aksi unjuk rasa menuntut Kapolres Sragen dan Bupati Sragen bertanggungjawab atas kematian aktivis demo Suharno, Kamis (28/10). Aksi yang dilakukan secara damai itu juga menyampaikan empat pernyataan sikap terhadap penguasa. Aksi demo itu sengaja mengambil momentum Hari Sumpah Pemuda. Mereka melakukan longmarch mulai dari Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ke Mapolres, ke Kantor Dinas Bupati Sragan dan terakhir di Taman Makam Pahlawan Hastana Manggala. Mereka berjalan kaki dengan membawa spanduk bertuliskan ‘Matinya Pemuda Sragen’ dan membawa keranda bertutupkan kain putih, wujud simbolis jenazah Suharno yang dibongkar kembali.
Aksi yang dipimpin Rahmat dan Dodok Sartono menyampaikan orasi tentang keprihatinan pemuda dan penegakkan hukum di Sragen sepanjang rute longmarch. Sesampainya di Mapolres, Sekretaris Forkos Dodok Sartono meminta kepada Kapolres Sragen untuk bertanggung jawab atas kematian Suharno yang tewas di penjara Mapolres Sragen.
Dodok juga menyerahkan sebuah tuntutan tertulis dalam kertas tertutup kepada perwakilan Kapolres Sragen. Kasatreskrim AKP Y Subandi yang bersedia menerima tuntutan tertulis Forkos untuk disampaikan ke Kapolres Sragen.
Puluhan aparat kepolisan melakukan pengamanan di sekitar Polres Sragen dan Kantor Dinas Bupati Sragen. Meski jumlah massa demo hanya belasan orang, namun pengaman parat kepolisan melibatkan hampir semua personel di 20 Polsek di Bumi Sukowati. Selama longmarch, massa dikawal aparat kepolisian.
Penyerahan tuntutan Forkos juga diserahkan kepada perwakilam Bupati Sragen, yakni Kepala Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Sragen, Wangsit Sungkono.
“Kami datang ke sini (Kantor Dinas Bupati Sragen-red) untuk menyerahkan jenazah Suharno secara simbolis kepada Bupati. Kematian aktivis ini disebabkan aksi unjuk rasa yang hanya merusak pot bunga. Kami meminta pertanggungjawaban Bupati Sragen. Kami juga menuntut supaya jenazah Suharno dipindahkan ke TMP, karena dia pantas mendapatkan gelar pahlawan,” ujarnya.
Seusai berorasi di depan Kantor Bupati Sragen, massa bergerak menuju ke TMP Hastana Manggala untuk mengubur jenazah Suharno secara simbolis di makam pahlawan itu.
0 comments:
Posting Komentar