2 September 2010

0 Morista, Penyanyi Campursari yang Serba Bisa

Di kalangan warga Kabupaten Sragen dan sekitarnya, siapa yang tak kenal dengan penyanyi yang satu ini. Morista, begitu orang mengenalnya. Seorang penyanyi asli Sragen serba bisa, yang mahir menyanyikan berbagai jenis lagu. Morista sering tampil diberbagai acara seperti hajatan/orang punya kerja, panggung hiburan terbuka, peringatan hari-hari besar, serta acara-acara lain baik yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta. Ditemui dirumahnya di Dedegan, Kelurahan Pelemgadung Kecamatan Karangmalang Sragen, ibu satu anak ini menceritakan bahwa bakatnya dibidang seni suara memang sudah dimilikinya sejak masih kecil. Sewaktu masih duduk di bangku SD, wanita bertubuh langsing ini sangat menyenangi lagu-lagu dangdut. Menginjak dewasa sewaktu duduk dibangku SMP, kesenangannya dalam mengolah suara disalurkan dengan mengikuti berbagai lomba menyanyi.

Lepas dari bangku SMP, suara emasnya mulai dilirik oleh group campur sari Barokah asal Banaran, Sambungmacan. Nah sejak itulah karirnya mulai melejit bak roket yang sedang membelah angkasa. Lagu pertama yang ia nyanyikan sewaktu resmi menjadi penyanyi campur sari adalah lagu yang berjudul “Kangen” karya Manthos.

Dalam olah seni suara penyanyi asli Sragen kelahiran 28 tahun silam ini mengaku belajar secara otodidak. Dia tidak pernah belajar secara khusus kepada seorang guru. Bakat yang dimilikinya sejak lahir telah menghantarkannya menjadi seorang penyanyi yang terkenal seperti saat ini.
Meski demikian ia mempunyai tokoh idola seorang penyanyi yang mengispirasikan dan memotivasinya hingga menjadi seorang penyanyi. Tokoh idolanya tersebut tidak lain adalah Waljinah dan Hetty Koes Endang. “Dari kedua penyanyi inilah saya belajar menyanyi meski tidak secara langsung,” katanya.

Meski sewaktu kecil dulu hanya lagu dangdut yang ia sukai, namun ketika terjun di dunia olah suara dirinya dihadapkan pada kenyataan bahwa pengemarnya tidak hanya dari kalangan penyuka lagu dangdut saja.
Alhasil ia pun harus belajar berbagai jenis lagu. Dari situlah terbukti bahwa bakatnya menyanyi tidak hanya terbatas pada lagu dangdut. Bahkan untuk mempelajari berbagai jenis lagu dirinya tidak menemui kesulitan. Menurut Morista, berbagai jenis lagu yang ia bawakan cengkoknya tak terlalu jauh dari lagu-lagu dangdut, misalnya lagu pop yang didangdutkan, lagu campursari, keroncong dan langgam jawa. “Cengkoknya tak terlalu jauh dari lagu dangdut, hampir mirip-mirip, yang paling penting saya tetap menggunakan suara tenggorokan” jelasnya.
Menurut Moris, sewaktu manggung dirinya harus dapat memenuhi permintaan berbagai lagu dari para penontonnya. Yang paling banyak adalah penonton kawula muda. “Biasanya para kawula muda lebih banyak meminta untuk dinyanyikan lagu-lagu pop yang didangdutkan” ceritanya.


Morista mengakui selama ini, ia merasa tidak kesulitan dalam memenuhi permintaan lagu dari para penontonya. Modalnya adalah memang harus hafal berbagai jenis lagu. “Bila diminta menyanyikan sebuah lagu dan saya tidak hafal kan malu, jadi saya harus menghafalkan banyak lagu, terutama lagu-lagu yang lagi in ” jelasnya. Untuk itu, ia tidak pernah ketinggalan membeli CD lagu-lagu terbaru, untuk menghafalkan lagu-lagu terbaru yang banyak digemari masyarakat.

Popularitas Morista sebagai penyanyi serba bisa ternyata tidak hanya dikenal di wilayah Sragen dan sekitarnya saja. Undangan untuk menyanyi banyak juga datang dari luar pulau Jawa. Yang paling sering adalah undangan dari masyarakat yang tinggal di Balikpapan dan Samarinda. Orang di luar Pulau Jawa yang mengundang Morista biasanya adalah orang-orang yang berasal dari Jawa yang sudah lama menetap disana. Bagi Morista job manggung tidak saja datang dari masyarakat umum yang punya hajad. Namun sering kali I diundang untuk menyanyi di acara-acara resmi yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Sragen. Bahkan sering pula diundang dalam acara resmi yang dihadiri oleh Pejabat tinggi Negara, seperti Menteri atau bahkan Presiden. Pada bulan-bulan tertentu seringkali ia kebanjiran order yang menyebabkan banyak undangan menyanyi yang bersamaan. Biasanya pada bulan-bulan yang dipercaya masyarakat sebagai bulan baik, ia sering kebanjiran order. Dalam satu hari seringkali penyanyi bertubuh mungil ini harus manggung sebanyak empat kali di tempat yang berbeda Dengan padatnya jadual menyanyi tersebut, apakah tidak merepotkan ? “Tidak, habis sudah terbiasa, bahkan kami tidak mempunyai asisten khusus, semuanya kami bawa sendiri, seperti pakaian alat-alat kosmetik dan lain sebagianya, puji syukur selama ini berjalan lancar” katanya.

Pengalaman mengesankan bagi Moris adalah sewaktu mendapat undangan di sebuah desa di pelosok wilayah Kabupaten Boyolali. Waktu itu perjalanannya sangat jauh, hujan dan gelap. Di tengah jalan yang sepi kedua ban mobilnya gembos, Padahal acara segera dimulai. Untuk menepati waktu, terpaksa ia harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kali ditengah hujan dan jalanan yang sangat becek, jauh pula. “ Kejadian itu tak pernah saya lupakan “ kenangnya. “ Sedang yang paling memuaskan ketika manggung adalah ketika dapat memenuhi semua permintaan lagu dari penonton” tambahnya.
Ada satu tips sehingga Morista memiliki banyak penggemar. “ Resepnya adalah , jangan kecewakan mereka, tepati jadwal menyanyi sesuai undangan, jangan sampai terlambat” akunya. Menurut Moris ia selalu menepati setiap undangan menyanyi serta berusaha datang lebih awal dari waktu yang telah disepakati, sehingga selama ini belum pernah mendapat complain dari masyarakat atau penggemarnya yang kecewa, karena terlambat atau tidak tepat waktu.

Terkait kiat agar selalu tampil prima, Moris mengaku tidak punya resep khusus. “ Saya tak menggantungkan pada suatu ramuan khusus untuk menjaga kualitas suara dan penampilan, hanya banyak minum air putih, itu resep saya” jelasnya. Bila kondisi badan kurang fit, ia hanya mengkonsumsi kencur dicampur garam dan jeruk nipis saja.
Lantas bagaimana bila pas kondisinya tidak sehat atau sakit flu namun ada jadwal menyanyi yang harus ditepati. “Pernah juga, sewaktu saya sakit flu dan harus manggung, ketika itu saya tawarkan kembali kepada pengundangnya bahwa saat itu saya terserang flu apakah mau bila suaranya tidak seperti biasanya, ternyata mereka juga tidak mempersoalkan dan saya tetap menyanyi,” jelasnya.
Meskipun jadwal manggungnya sangat padat, Moris masih menyempatkan diri untuk membuat album. Selama berkarir sebagai penyanyi, ia telah menghasilkan 12 album lagu-lagu, baik lagu-lagu Campursari maupun lagu-lagu jenis lainnya. Album yang paling laris menurutnya adalah sebuah album lagu yang direkam di Studio Musik “Guna Nada Suara Semarang.



Terkait dengan upaya pelestarian lagu-lagu jawa, Moris menyampaikan pesan kepada para generasi muda agar selalu ikut nguri-uri budaya jawa. “ Seni budaya adalah peninggalan leluhur kita yang adi luhung, karena itu merupakan kewajiban bagi kita semua, khusunya kalangan generasi muda, untuk melestarikannya, jangan sampai tergeser oleh budaya asing “ pesannya

0 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Sragen Cyber Online Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates